Nashrudin biasa duduk-duduk di teras sebuah
warung kopi. Suatu hari, seorang anak kecil laki-laki berlari di hadapannya
sambil memukul kepala Nashrudin sehingga sorbannya melayang. Tapi sang Mullah
tidak bereaksi apa-apa. Hal yang sama terjadi terus selama beberapa hari. Yang
selalu dilakukan sang Mullah adalah mengambil sorbannya yang terjatuh dan
mengenakannya kembali.
Seseorang bertanya kepada Nashrudin mengapa ia tidak menangkap dan menghukum anak kecil itu, atau meminta orang lain untuk melakukanya.
“Itu bukan cara yang tepat,” kata Nashrudin.
Suatu hari Nashrudin, terlambat datang ke warung kopi. Ketika sampai di sana, dilihatnya seorang serdadu dengan wajah yang seram sedang duduk di tempat yang biasanya ia duduki. Tiba-tiba anak kecil laki-laki itu muncul. Seperti biasanya, ia menonjok sorban orang yang duduk di tempat itu. Tanpa berkata apa-apa, sang serdadu menghunus pedangnya dan kemudian memenggal leher anak
itu.
“Ah, dia kan hanya anak kecil…!” gumam Nashrudin dengan penuh sesal.
<http://contohrpp.wordpress.com/2009/07/21/anak-kecil-yang-kurang-ajar/>
Seseorang bertanya kepada Nashrudin mengapa ia tidak menangkap dan menghukum anak kecil itu, atau meminta orang lain untuk melakukanya.
“Itu bukan cara yang tepat,” kata Nashrudin.
Suatu hari Nashrudin, terlambat datang ke warung kopi. Ketika sampai di sana, dilihatnya seorang serdadu dengan wajah yang seram sedang duduk di tempat yang biasanya ia duduki. Tiba-tiba anak kecil laki-laki itu muncul. Seperti biasanya, ia menonjok sorban orang yang duduk di tempat itu. Tanpa berkata apa-apa, sang serdadu menghunus pedangnya dan kemudian memenggal leher anak
itu.
“Ah, dia kan hanya anak kecil…!” gumam Nashrudin dengan penuh sesal.
<http://contohrpp.wordpress.com/2009/07/21/anak-kecil-yang-kurang-ajar/>
0 comments:
Post a Comment