Ketika sedang berjalan-jalan, Nashrudin melewati
sebuah sumur yang membuatnya ingin melihat ke dalamnya. Ketika itu hari mulai
malam. Waktu Nashrudin menatap air dalam sumur itu, ia melihat bulan di sana.
“Aku harus menyelamatkan bulan!” pikir Nashrudin. “Jika tidak, ia tidak akan pernah beranjak, dan bulan puasa tidak akan pemah berakhir.”
Akhirnya, ia mendapatkan seutas tali, dan kemudian, ia pun berteriak: “Pegang kuat-kuat, ya, terus bersinar”
Tali itu ternyata terjerat pada sebuah batu besar di dalam sumur, dan Nasrudin menghela tali itu sekuat tenaga. Ketika ujung tali sudah hampir mendekatinya, ia jatuh terpelanting. Sambil terkapar, matanya memandangi langit, dan tiba-tiba saja, ia melihat sang Bulan sudah ada di sana. Bisa juga engkau kuselamatkan kata Nashrudin, Betulkan, untung saja saya aku lewat.”
“Aku harus menyelamatkan bulan!” pikir Nashrudin. “Jika tidak, ia tidak akan pernah beranjak, dan bulan puasa tidak akan pemah berakhir.”
Akhirnya, ia mendapatkan seutas tali, dan kemudian, ia pun berteriak: “Pegang kuat-kuat, ya, terus bersinar”
Tali itu ternyata terjerat pada sebuah batu besar di dalam sumur, dan Nasrudin menghela tali itu sekuat tenaga. Ketika ujung tali sudah hampir mendekatinya, ia jatuh terpelanting. Sambil terkapar, matanya memandangi langit, dan tiba-tiba saja, ia melihat sang Bulan sudah ada di sana. Bisa juga engkau kuselamatkan kata Nashrudin, Betulkan, untung saja saya aku lewat.”
0 comments:
Post a Comment